VIDIO PILIHAN

Cari Blog Ini

TV @ FARDHU TV online- Saudi Quran tv channel live online

CLIK TONTON TV ISLAM

Ahad, 23 Disember 2012

KISAH PARA SAHABAT

KISAH PARA SAHABAT http://tanbihul_ghafilin.tripod.com/kisahbagindarasulullahsaw.htm

Sabtu, 22 Disember 2012

TUNTUTAN FITHRAT

ALLAH
TUNTUTAN FITHRAT

SEBAGAIMANA kita terangkan di atas, nyawa manusia itu sendiri pada kesannya yang pertama dalam perjalanan akalnya, telah merasa adanya kekuasaan yang meliputi segenap perjalanan Alam yang ada. Dan sejauhjauh perjalanan akal manusia, akhirnya dia akan sampai kepada suatu jalan dua bersimpang, yaitu percaya atau tidak percaya. Dia tidak dapat membuktikan semata-mata dengan pikirannya sendiri tentang Adanya Yang Maha Kuasa itu, demikian juga tentang tidak adanya.

Akal itu sendiri adalah dalam Alam dan sebahagian dari Alam. Bagaimana dia akan dapat menyelidiki yang jauh, padahal dia sendiripun termasuk perkara yang harus diselidiki?

Di sinilah datangnya AGAMA.

Dia menuntut Fithrat atau bakat manusia tadi. Maka diutuslah para Nabi-nabi dan Rasul oleh Tuhan. Mereka dipilih dari kalangan manusia itu sendiri. Mereka mempunyai jiwa yang telah terlatih lebih dahulu buat tuntunan dari Alam Gaib buat disampaikan kepada manusia. Isi perintah dan pertunjuk itu adalah sama: TIADA TUHAN, SELAIN ALLAH.


`Dialah Allah yang tiada selain Dia. Yang Maha tahu akan yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
`Dan di sisinya segala anak kunci kegaiban. Tidak mengetahui akan dia selain Dia. Dan diapun mengetahui apa juapun yang ada di darat dan di laut. Dan tidaklah gugur daun-daunan melainkan dengan setahuNya.

Dan tidak pula suatu biji kecil dalam kegelapan bumi. Dan tidak ada yang basah dan tidak ada yang kering, melainkan semuanya telah ada di dalam kitab yang nyata.'

(Surat 6; 59)


`Allah; Tidak Tuhan selain Dia. Yang Hidup dan Yang Tegak-teguh. Tidak pernah Dia diambil lupa dan tidur. Baginyalah apa yang di semua langit dan apa yang ada di bumi; Siapakah yang akan dapat memberi syafa'at di sisinya, selain dengan izinNya? Dia tahu apa yang ada di ha-
dapan mereka clan apa yang di belakang mereka. Dan tidaklah mereka dapat meliputi dengan sesuatupun dari I1muNya, melainkan dengan yang dikehendakiNya jua. Mafia luaslah kursiNya, meliputi semua langit clan bumi. Dan tidaklah jemu-jemunya Dia memelihara keduanya.
Dan Dia adalah Mafia Tinggi clan Mafia Besar.'

(Surat 2. 255)

`Maha Sucilah Dia, yang di tanganNya Kekuasaan. Dan dia di atas tiap-tiap sesuatu Maha Kuasa. Dia Yang Menjadikan coati dan hidup, supaya diuji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik Amalannya. Dan Dia adalah Maha Mulia dan Pemberi Ampun.'

(Surat 67: 2, 3)


`Segala puji-pujian bagi Allah, Tuhan Pengasih bagi sekalian Alam. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Yang Maha Kuasa pada hari Kiamat; Hanya Engkau sahajalah Yang kami sembah clan hanya Engkau sahajalah Tempat kami memohonkan pertolongan. Tunjukilah kami
jalan yang lurus; Jalan yang telah Engkau berikan nikmat atas mereka itu. Bukan jalan yang telah Engkau murkai atas mereka, dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.'

(Surat 1 sampai akhir)

`Katakanlah! Dia Allah, Yang Maha Esa, Allah tempat memolion perlindungan. Tiada Dia beranak. Tiada Dia diperanakkan. Dan tidak Ada bagiNya imbangan sesuatu juapun.'

(Surat al-Ikhlash)

`Maha Sucilah Dia, yang di tanganNya Kekuasaan. Dan dia di atas tiap-tiap sesuatu Maha Kuasa. Dia Yang Menjadikan coati dan hidup, supaya diuji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik Amalannya.

Dan Dia adalah Maha Mulia dan Pemberi Ampun.'

(Surat 67: 2, 3)


`Segala puji-pujian bagi Allah, Tuhan Pengasih bagi sekalian Alam. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Yang Maha Kuasa pada hari Kiamat, Hanya Engkau sahajalah Yang kami sembah clan hanya Engkau sahajalah Tempat kami memohonkan pertolongan. Tunjukilah kami
jalan yang lurus; Jalan yang telah Engkau berikan nikmat atas mereka itu. Bukan jalan yang telah Engkau murkai atas mereka, dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.'

(Surat 1 sampai akhir)

`Katakanlah! Dia Allah, Yang Maha Esa, Allah tempat memolion perlindungan. Tiada Dia beranak. Tiada Dia diperanakkan. Dan tidak Ada bagiNya imbangan sesuatu juapun.'

(Surat al-Ikhlash)




`Tidakkah engkau lihat bahwasanya Allah menyelusupkan malam kedalam siang, dan menyelusupkan siang ke dalam malam, dan mengatur Matahan dan bulan, semuanya berlaku menurut ketentuan yang telah ditetapkan. Dan bahwanya Allah dengan apa yang kamu kerjakan, meliputi.

`Demikikanlah, sesungguhnya Allah, Dialah yang benar. Dan bahwasanya apa yang mereka seru selain Dia adalah Bakhil; Dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi, Maha Besar.'

(Surat 31: 29-30)

Maka hanya Dia sendirinyalah yang Tuhan. Yang lain ini semuanya, baik langit atau bumi, baik lautan atau daratan, baik yang gaib atau yang nyata; semuanya bukanlah Tuhan. Semuanya hanyalah terjadi atas kehendakNya. Semuanya terjadi kerana Dia Yang Menjadikan. Dia yang
berbuat sekehendakNya. Dia Yang Mutlak Berkuasa. Dia meliputi akan semua. Tidak bergerak sesuatu, baik di langit atau di bumi, melainkan dengan izinNya.

Oleh sebab itu, maka tidaklah ada faedah dan hasilnya, bilamana kita menyemabh dan membesarkan yang lain. Sebab yang lain itu sama saja kedudukannya dengan kita: Asalnya belum ada, setelah itu ada, dan kemudiannnya akan lenyap. Maka langsunglah kita menghadap kepada
Tuhan Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa itu; dan tidak ada syarikatNya yang lain.



`Maha Sucilah Dia, yang di tanganNya Kekuasaan. Dan dia di atas tiap-tiap sesuatu Maha Kuasa. Dia Yang Menjadikan coati dan hidup, supaya diuji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik Amalannya. Dan Dia adalah Maha Mulia dan Pemberi Ampun.'

(Surat 67: 2, 3)


`Segala puji-pujian bagi Allah, Tuhan Pengasih bagi sekalian Alam. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Yang Maha Kuasa pada hari Kiamat, Hanya Engkau sahajalah Yang kami sembah clan hanya Engkau sahajalah Tempat kami memohonkan pertolongan. Tunjukilah kami
jalan yang lurus; Jalan yang telah Engkau berikan nikmat atas mereka itu. Bukan jalan yang telah Engkau murkai atas mereka, dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.'

(Surat 1 sampai akhir)


`Katakanlah! Dia Allah, Yang Maha Esa, Allah tempat memolion perlindungan. Tiada Dia beranak. Tiada Dia diperanakkan. Dan tidak Ada bagiNya imbangan sesuatu juapun.'

(Surat al-Ikhlash)


`Tidakkah engkau lihat bahwasanya Allah menyelusupkan malam ke dalam siang, dan menyelusupkan siang ke dalam malam, dan mengatur Matahan dan bulan, semuanya berlaku menurut ketentuan yang telah ditetapkan. Dan bahwanya Allah dengan apa yang kamu kerjakan, meliputi.

`Demikikanlah, sesungguhnya Allah, Dialah yang benar. Dan bahwasanya apa yang mereka seru selain Dia adalah Bakhil; Dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi, Maha Besar.'

(Surat 31: 29-30)

Maka hanya Dia sendirinyalah yang Tuhan. Yang lain ini semuanya, baik langit atau bumi, baik lautan atau daratan, baik yang gaib atau yang nyata; semuanya bukanlah Tuhan. Semuanya hanyalah terjadi atas kehendakNya. Semuanya terjadi kerana Dia Yang Menjadikan. Dia yang
berbuat sekehendakNya. Dia Yang Mutlak Berkuasa. Dia meliputi akan semua. Tidak bergerak sesuatu, baik di langit atau di bumi, melainkan dengan izinNya.

Oleh sebab itu, maka tidaklah ada faedah dan hasilnya, bilamana kita menyemabh dan membesarkan yang lain. Sebab yang lain itu sama saja kedudukannya dengan kita: Asalnya belum ada, setelah itu ada, dan kemudiannnya akan lenyap. Maka langsunglah kita menghadap kepada
Tuhan Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa itu; dan tidak ada syarikatNya yang lain.




`Maha Sucilah Dia, yang di tanganNya Kekuasaan. Dan dia di atas tiap-tiap sesuatu Maha Kuasa. Dia Yang Menjadikan mati dan hidup, supaya diuji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik Amalannya.

Dan Dia adalah Maha Mulia dan Pemberi Ampun.'

(Surat 67: 2, 3)

`Segala puji-pujian bagi Allah, Tuhan Pengasih bagi sekalian Alam. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Yang Maha Kuasa pada hari Kiamat, Hanya Engkau sahajalah Yang kami sembah clan hanya Engkau sahajalah Tempat kami memohonkan pertolongan. Tunjukilah kami
jalan yang lurus; Jalan yang telah Engkau berikan nikmat atas mereka itu. Bukan jalan yang telah Engkau murkai atas mereka, dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.'

(Surat 1 sampai akhir)

`Katakanlah! Dia Allah, Yang Maha Esa, Allah tempat memolion perlindungan. Tiada Dia beranak. Tiada Dia diperanakkan. Dan tidak Ada bagiNya imbangan sesuatu juapun.'

(Surat al-Ikhlash)


`Tidakkah engkau lihat bahwasanya Allah menyelusupkan malam kedalam siang, dan menyelusupkan siang ke dalam malam, dan mengaturMatahan dan bulan, semuanya berlaku menurut ketentuan yang telah ditetapkan. Dan bahwanya Allah dengan apa yang kamu kerjakan, meliputi.

`Demikikanlah, sesungguhnya Allah, Dialah yang benar. Dan bahwasanya apa yang mereka seru selain Dia adalah Bakhil; Dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi, Maha Besar.'

(Surat 31: 29-30)

Maka hanya Dia sendirinyalah yang Tuhan. Yang lain ini semuanya, baik langit atau bumi, baik lautan atau daratan, baik yang gaib atau yang nyata; semuanya bukanlah Tuhan. Semuanya hanyalah terjadi atas kehendakNya. Semuanya terjadi kerana Dia Yang Menjadikan. Dia yang
berbuat sekehendakNya. Dia Yang Mutlak Berkuasa. Dia meliputi akan semua. Tidak bergerak sesuatu, baik di langit atau di bumi, melainkan dengan izinNya.

Oleh sebab itu, maka tidaklah ada faedah dan hasilnya, bilamana kita menyemabh dan membesarkan yang lain. Sebab yang lain itu sama saja kedudukannya dengan kita: Asalnya belum ada, setelah itu ada, dan kemudiannnya akan lenyap. Maka langsunglah kita menghadap kepada
Tuhan Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa itu; dan tidak ada syari-
katNya yang lain.


'BagiNyalah seruan Haq; Dan yang mereka seru selain daripadaNya, tidaklah akan dapat memperkenankan bagi mereka sesuatupun, melainkan laksana orang menghamparkan kedua telapak tangannya kepada air, supaya sampai ke mulutnya, dan tidaklah dia akan mencapainya. Dan tidaklah ada seruan orang yang kapir itu, selain daripada kesesatan.'
(Surat 13: 14)

Maka suci bersihlah pendirian hidup itu daripada pengaruh yang lain. ` Hanya Allah semata-mata yang menjadi pusat tujuan hidup. Lepas bebas daripada pengaruh apa juapun,

Insaflah manusia itu akan kelemahan dirinya; maka senantiasalah dia meminta perlindungan dan bimbingan daripada yang lebih berkuasa dalam ujud ini. Tuhan Allah menunjukkan bahwasanya Yang Maha Kuasa itu hanya Dia sendiri. Yang lain ini hanyalah limpah kumiaNya belaka:


`Dan apabila menanyakan hambaKu kepada engkau tentang hal Aku; Maka sesungguhnya Aku ini adalah dekat. Aku memperkenankan seruan orang yang menyeru, bila dia menyeruKu. Maka turutilah kehendakKu clan percayalah kepadaKu, agar supaya mereka menjadi orang yang
cerdik.'

(Surat 2: 187)

`Dan kami adalah lebih dekat. Kepada mereka, daripada urat leher mereka sendiri.'

(Surat 50: 16)

Sumber: Dr HAMKA

Sabtu, 13 Oktober 2012

Ahad, 30 September 2012

Ceramah pengisian tauhid & makrifah.


Ceramah pengisian tauhid & makrifah-Allahyarham Tn Hj Basri
Munajat Suluk oleh Allahyarham Tn Guru
Hj Basri Hashim

 Rahsia Hakikat dalam Tariqat.(Preview-1)

Rabu, 26 September 2012

sejarah Purbalingga adalah Kyai Arsantaka


Sebuah nama yang pasti tidak akan tertinggal ketika membicarakan sejarah Purbalingga adalah Kyai Arsantaka, seorang tokoh yang menurut sejarah menurunkan tokoh-tokoh Bupati Purbalingga.Kyai Arsantaka yang pada masa mudanya bernama Kyai Arsakusuma adalah putra dari Bupati Onje II.
 Sesudah dewasa diceritakan bahwa kyai Arsakusuma meninggalkan Kadipaten Onje untuk berkelana ke arah timur dan sesampainya di desa Masaran (Sekarang di Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara) diambil anak angkat oleh Kyai Wanakusuma yang masih anak keturunan Kyai Ageng Giring dari Mataram.
Pada tahun 1740 – 1760, Kyai Arsantaka menjadi demang di Kademangan Pagendolan (sekarang termasuk wilayah desa Masaran), suatu wilayah yang masih berada di bawah pemerintahan Karanglewas (sekarang termasuk kecamatan Kutasari, Purbalingga) yang dipimpin oleh Tumenggung Dipayuda I. Banyak riwayat yang menceritakan tenang heroisme dari Kyai Arsantaka antara lain ketika terjadi perang Jenar, yang merupakan bagian dari perang Mangkubumen, yakni sebuah peperangan antara
Pangeran Mangkubumi dengan kakaknya Paku Buwono II dikarenakan Pangeran mangkubumi tidak puas terhadap sikap kakanya yang lemah terhadap kompeni Belanda.
Dalam perang jenar ini, Kyai Arsantaka berada didalam pasukan kadipaten Banyumas yang membela Paku Buwono. Dikarenakan jasa dari Kyai Arsantaka kepada Kadipaten Banyumas pada perang Jenar, maka Adipati banyumas R. Tumenggung Yudanegara mengangkat putra Kyai Arsantaka yang bernama Kyai Arsayuda menjadi menantu. Seiring dengan berjalannya waktu, maka putra Kyai Arsantaka yakni Kyai Arsayuda menjadi Tumenggung Karangwelas dan bergelar Raden Tumenggung Dipayuda III.
Masa masa pemerintahan Kyai Arsayuda dan atas saran dari ayahnya yakni Kyai Arsantaka yang bertindak sebagai penasihat, maka pusat pemerintahan dipiindah dari Karanglewas ke desa Purbalingga yang diikuti dengan pembangunan pendapa Kabupaten dan alun-alun. Nama Purbalingga ini bisa kita dapati didalam kisah-kisah babad. Adapun Kitab babad yang berkaitan dan menyebut Purbalingga diantaranya adalah Babad Onje, Babad Purbalingga, Babad Banyumas dan Babad Jambukarang. Selain dengan empat buah kitap babat tsb, maka dalam merekonstruksi sejarah Purbalingga, juga melihat arsip-arsip peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang tersimpan dalam koleksi Aarsip Nasional Republik Indonesia.Berdasarkan sumber-sumber diatas, maka melalui Peraturan daerah (perda) No. 15 Tahun 1996 tanggal 19 Nopember 1996, ditetapkan bahwa hari jadi Kabupaten Purbalingga adalah 18 Desember 1830 atau 3 Rajab 1246 Hijriah atau 3 Rajab 1758 Je.
Peninggalan Sejarah
Selain kekayaan budaya dan beberapa macam upacara tradisional, di Purbalingga terdapat berbagai peninggalan sejarah purbakala. Benda- benda purbakala tersebut tersebar di wilayah Purbalingga, antara lain :
Batu Lingga

Berada di desa Candinata Kecamatan Kutasari + 8 km dari kota Purbalingga, merupakan penginggalan nenek moyang.
Gua Genteng
Berada di desa Candinata Kecamatan Kutasari + 8 km dari kota Purbalingga. Gua ini letaknya di lereng bukit terbentuk dari lelehan lava yang membeku, gua ini kadang-kadang dikunjungi oleh orang-orang yang ingin bersemedi.
Giri Cendana
Berada di desa Kojongan kecamatan Bojongsari + 5 km dari kota Purbalingga. Merupakan makam Bupati Purbalingga yang bergelar Adipati Dipokusumo, Adipati Dipokusumo ini memegang tapuk pimpinan pemerintahan Kabupaten Purbalingga, yaitu Dipokusumo II,III, IV, V dan VI, sedangkan adipati yang pertama adalah Raden Tumenggung Dipayuda III, yang mulai memerintah pada saat ditetapkannya KabupatenPurbalingga pada tanggal 18 Desember 18830.
Gombangan
Berada di Dukuh Brubahan Desa Kajongan, Kecamatan Bojongsari + 5 km ke utara dari arah kota purbalingga. Merupakan tempat mandi yang berupa sumber mata air dan ramai dikunjungi pada malam hari, terutama pada malam jum?at kliwon. Menurut kepercayaan masyarakat, mata air tersebut dapat memberikan tuah bagi yang mandi ditempat ini dan konon awet muda, dapat mendapatkan jodoh dan naik derajat.
Sendang / Petirtaan
Berada di desa Semingkir, Kecamatan Kutasari + 7 km dari kota Purbalingga. Sendang ini konon dapat memberikan tuah bagi yang mempercayainya. Di kunjungi pada malam malam tertentu.6. MAKAM KYAI WILAH Berada di desa Karangsari kecamatan Kalimanah + 5 km dari kota Purbalingga. Merupakan tokoh beragama islam yang cukup berpengaruh. Tempat ini sering dikunjungi orang-orang yang ingin mendoakan dan mengharap berkah dan dilakukan pada waktu-waktu tertentu.
Batu Lingga, Yoni dan Palus
Berada di Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon + 14 km dari kota Purbalingga. Merupakan peninggalan pada masa hindu.
Makam Narasoma
Berada di kelurahan Purbalingga Lor kecamatan Purbalingga9. ARDI LAWET Berada di Desa Panusupan Kecamatan Rembang + 30 km dari kota Purbalingga. Merupakan obyek wisata ziarah, karena sebagian besar pengunjungnya adalah para peziarah yang menginginkan berkah dari syekh Jambu Karang, seorang tokoh penyebar agama Islam di daerah Kab. Purbalingga. Di tempat ini terdapat kuku dan rambut Syekh Jambu Karang yang dikeramatkan. Hari-hari ramai adalah Rabu Pon, karena menjelang malam Jum?at kliwon atau Kamis Wage diadakan upacara buku klambu dan yang paling ramai dikunjungi adalah Rabu Pon Bulan Suro. Untuk mencapai lokasi ke Ardi Lawet dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu : Purbalingga – Bobotsari – Karanganyar – Karangmoncol – Rajawana – Panusupan – Ardi Lawet, atau Purbalingga – Kaligondang – Pengadegan – Rembang – Rajawana – Panusupan – Ardilawet

Sumber: http://kotaperwira.com/profil/sejarah-purbalingga#ixzz25mCROi00 
http://facebook.com/kotaperwiracom

Rabu, 1 Februari 2012

KEHIDUPAN DI ALAM BARZAKH (REAL AUDIO)oleh Ust. Ahmad Ismail (Singapura)


KEHIDUPAN DI ALAM BARZAKH (REAL AUDIO)
oleh Ust. Ahmad Ismail (Singapura)

Sila download fail-fail di bawah ini ke dalam Komputer Peribadi anda.

Bahagian 1 (1,228,734kb)
Bahagian 2 ( 781,395kb)
Bahagian 3 ( 821,515kb)
Bahagian 4 ( 644,985kb)
Bahagian 5 ( 556,721kb)
Bahagian 6 ( 741,273kb)
Bahagian 7 ( 646,991kb)
Bahagian 8 (1,082,293kb)
Bahagian 9 ( 510,583kb)
Bahagian 10 ( 534,656kb)
Bahagian 11 ( 584,806kb)
Bahagian 12 ( 612,890kb)
Bahagian 13 ( 719,208kb)
Bahagian 14 (1,096,336kb)


ke sumber asal:

http://dzulnain.tripod.com/syumul/jenazah/jenazah1.htm

http://habibahmadismail.com/archives/kisah-kelebihan-rasLinkulullah/

http://ceramahislam.wordpress.com/category/ustaz-ahmad-ismail/

ALAM SYAHADAH,Alam Misal,Alam Arwah.


1: ALAM SYAHADAH

Alam keseluruhannya dinamakan alam kejadian atau alam makhluk atau segala sesuatu yang Allah ciptakan daripada yang sekecil-kecilnya hinggalah ke sebesar-besarnya. Makhluk kejadian Allah boleh dibahagikan kepada tiga peringkat alam.


1: Alam Syahadah
2: Alam Misal
3: Alam Arwah.

Alam Syahadah adalah benda dalam erti kata yang luas. Jangan menyangka sesuatu yang jauh dan tidak dapat dipandang dengan mata kasar itu sebagai bukan benda. Jika bintang merupakan benda yang paling jauh kelihatan pada pandangan kita, yang lebih jauh daripada bintang dan tidak dapat dipandang juga termasuk dalam kumpulan kebendaan. Benda atau jisim boleh dibahagikan kepada tiga kategori:

1: Jisim yang boleh dilihat dan dipegang
2: Jisim tipis yang ditembusi pandangan (transparent)
3: Jisim halus yang ghaib.

Ketiga-tiga jenis jisim tersebut boleh didapati di dalam Alam Syahadah. Alam Syahadah pula boleh dibahagikan kepada empat peringkat alam.

1: Alam Langit Dunia
2: Alam Bumi
3: Alam Langit-langit
4: Alam al-Kursi Yang Agung.

ALAM LANGIT DUNIA




Satu bahagian kecil daripada alam ini ialah planet bumi di mana tinggal di atasnya makhluk yang berbangsa manusia. Planet bumi bersama-sama bulan dan planet-planet yang lain berada di dalam satu tingkatan alam yang dinamakan Sistem Matahari. Pada mulanya ahli astronomi menyangkakan matahari menjadi pusat kepada alam. Penemuan kemudiannya menunjukkan matahari hanyalah sebiji bintang di antara jutaan bintang-bintang. Apabila ilmu astronomi semakin maju manusia menemui maklumat bahawa kumpulan bintang-bintang yang sangat banyak membentuk satu galaxy. Ahli astronomi membuat anggaran terdapat kira-kira satu ratus ribu juta bintang dalam galaxy yang ada planet bumi. Bintang-bintang berpusing mengelilingi satu pusat yang dipanggil Pusat Sistem Galaxy. Ahli astronomi membuat kiraan dan mendapati matahari kita mengambil masa 225 juta tahun untuk mengelilingi Pusat Sistem Galaxy satu pusingan.

Di samping galaxy yang terkandung planet bumi terdapat pula galaxy-galaxy lain. Bintang-bintang bagi setiap galaxy mengelilingi Pusat Sistem Galaxy masing-masing. Ada ahli astronomi membuat kiraan dan menganggarkan terdapat kira-kira 10 ribu juta galaxy semuanya.

Ukuran di antara bintang-bintang dan galaxy-galaxy tidak lagi diukur dengan kiraan batu atau kilometer, tetapi digunakan sukatan tahun cahaya. Cahaya bergerak selaju 186,000 batu satu saat. Hasil kiraan ahli astronomi mendapati jarak matahari kita dengan bintang yang paling hampir ialah 4 ¼ tahun cahaya.




Tiap galaxy bergerak dengan kelajuan yang berbeza. Galaxy yang dekat dengan kita lambat pergerakannya sementara yang lebih jauh lebih pantas pergerakannya. Pada jarak tertentu galaxy tidak kelihatan lagi kerana ia sudah lebih laju daripada cahaya lalu membawa cahayanya bersama-sama dan tidak mungkin lagi cahaya tersebut sampai ke bumi. Hasil kiraan ahli astronomi mendapati jarak di mana galaxy membawa cahaya bersama-samanya ialah tidak kurang daripada 13 ribu juta tahun cahaya. Inilah perbatasan ahli astronomi yang dapat dicapai melalui bantuan teleskop yang paling canggih. Kesemua galaxy tersebut berada di dalam satu alam yang bulat dan mengembang seumpama belon yang ditiupkan angin ke dalamnya.

Hasil penemuan melalui teleskop melahirkan teori-teori untuk menceritakan keadaan galaxy-galaxy selepas batas teleskop. Timbullah istilah Group, Metagalaxy, Teragalaxy dan sebagainya, sehingga sampai kepada yang tanpa batas (infinity).

Teori-teori tersebut adalah bersifat mungkin dan agak-agak sahaja. Walaupun bersifat mungkin dan agak-agak tetapi bila disandarkan kepada sains dan teknologi manusia umum dapat menerimanya sebagai kebenaran. Malangnya teori yang dibuat oleh ahli agama berdasarkan kitab ilmu alam yang paling jitu yang ‘ditulis’ sendiri oleh Pencipta alam, tidak dapat diterima umum kerana tidak saintifik. Sains siapa yang lebih hebat di antara sains yang menghidupkan orang ‘mati’ dengan memasukkan darah dan memindahkan organ dengan sains yang membangkitkan orang yang di dalam kubur hanya dengan berkata, :”Bangunlah kamu dengan izin Allah”. Sesungguhnya sains “Dengan izin Allah” tidak dapat dicabar dan tidak mungkin dicabar oleh sains manusia buat selama-lamanya. Oleh itu apabila sains manusia mengaku kalah berpindahlah kepada sains “:Dengan izin Allah”. Pasti keterangan yang lebih lanjut dan jelas dapat diperolehi.

Ahli agama yang mendapat sains “Dengan izin Allah” dinamakan ahli al-hak, ertinya pakar yang sebenarnya. Ada juga kalangan masyarakat menamakan mereka sebagai manusia kebenaran atau orang kebenaran. Malangnya pula manusia kebenaran ini dianggap sebagai orang yang ‘betul bendul’. Tertutuplah rahsianya sebagai ahli sains yang hakiki dan tidak adalah orang yang bertanyakan perkara sains kepadanya.

Penghulu kepada sekalian ahli al-hak, Nabi Muhamamd .s.a.w, telah menjelajah ke seluruh alam maya sehingga ke puncak yang paling tinggi, yang tidak ada lagi alam kejadian selepas itu. Baginda s.a.w menceritakan apa yang baginda saksikan. Cerita yang dikhabarkan oleh Rasulullah s.a.w menjadi pedoman bagi ahli al-hak yang lain untuk mencungkil rahsia alam maya, seterusnya membina teori alam maya berdasarkan keterangan Rasulullah s.a.w dan penyaksian mereka sendiri.

Bertaburanlah maklumat tentang alam maya yang telah dikeluarkan oleh manusia-manusia kebenaran yang tidak pernah mempelajari sains dan tidak tahu istilah-istilah sains. Mereka menggunakan istilah mereka sendiri. Timbullah teori bumi berada di atas tanduk lembu. Lembu pula berada di atas belakang ikan nun. Lembu memakan rumput yang tumbuh di atas belakang ikan. Apabila lembu bergerak berlakulah kegoncangan di atas bumi. Mendengar teori yang demikian orang terus menutup telinga, tidak masuk akal, Israiliyat dan karut. Padahal teori itu dikeluarkan oleh seorang yang diperakui ilmunya oleh Rasulullah s.a.w kerana baginda sendiri mendoakan agar mengurniakannya ilmu dan kefahaman. Beliau adalah Ibnu Abbas r.a.


Apabila ahli nujum membuat teori mengenai bintang 12, di antara 12 bintang tersebut ada dua bintang yang dinamakan lembu dan ikan. Ada pengaruh mempengaruhi di antara bintang lembu dengan bintang ikan dan juga bintang-bintang lain kepada penduduk di atas muka bumi. Teori ahli nujum tersebut diterima dengan penuh yakin sehingga boleh dikatakan semua orang tahu bintangnya masing-masing. Mereka boleh percaya kepada bintang lembu dan ikan yang dikatakan oleh ahli nujum tetapi menolak perkataan ahli kasyaf yang dapat menyaksikan apa yang tidak dapat dilihat oleh mata kasar.

Kita kembali kepada Alam Langit Dunia. Kita mulai dari satu planet yang bernama bumi di mana kita tinggal di atasnya. Planet yang kita tinggal ini dinamakan bumi kerana kita mendiaminya. Jika kita mendiami bulan maka bulanlah bumi kita. Jika kita mendiami matahari maka mataharilah bumi kita. Jadi, maksud bumi adalah relatif. Yang menjadi identiti bumi ialah ia berada di dalam satu kerangka. Bagi planet bumi kita banjaran gunung-gunung menjadi kerangka. Gunung di atas bulan menjadi kerangka bulan.

Apabila planet bumi yang kecil ini berada di dalam satu kumpulan yang mengandungi berjuta-juta bintang ia dinamakan galaxy. Terdapat banyak galaxy sehingga sampai kepada satu peringkat semua galaxy tersebut berada di dalam satu kerangka. Seperti di planet bumi kerangka galaxy juga dinamakan gunung. Ia diistilahkan sebagai Gunung Qaf. Gunung Qaf merupakan satu alam yang luas yang terdapat di dalamnya banyak galaxy. Di samping Gunung Qaf yang planet bumi ada di dalamnya terdapat enam Gunung Qaf yang lain. Jumlah Gunung Qaf semuanya adalah tujuh. Tujuh Gunung Qaf itu berada atau terapung-apung di dalam ruang angkasa yang luas yang dikelilingi oleh satu bulatan yang dinamakan Langit Dunia atau Langit Rendah atau Langit Pertama.

Apabila planet bumi sudah menjadi terlalu kecil dibandingkan dengan kewujudan yang lain, konsep bumi itu pun berubah. Pada peringkat ini satu alam di dalam satu Gunung Qaf dinamakan satu bumi. Tujuh Gunung Qaf menjadi tujuh bumi. Terdapat tujuh bumi yang dilengkungi oleh Langit Dunia. Seluruh alam di dalam Langit Dunia ini dinamakan Alam al-Mulk. Jika istilah Alam al-Mulk dirasakan tidak sesuai maka boleh juga digunakan istilah Universe. Begitulah keadaan Universe yang digambarkan oleh ahli al-hak berdasarkan penyaksian mata hati mereka.



ALAM BUMI


Langit Dunia, iaitu langit pertama merupakan permulaan Alam Malakut Bawah yang dinamakan juga Alam Barzakh, tempat roh yang meninggalkan jasad berhenti sementara menunggu ditiup sangkakala. Langit Dunia dengan segala isinya menjadi satu alam kecil terapung di dalam ruang angkasa alam Langit Kedua. Begitulah keadaannya sehinggalah sampai ke alam Langit Ketujuh.

Selepas Langit Ketujuh terdapat satu tingkat Alam Ghaib, bukan lagi Alam Syahadah. Alam Ghaib ini terdiri daripada benda juga Cuma ia ghaib daripada pancaindera. Bahagian pertama daripada Alam Ghaib ini dinamakan Sidratul Muntaha. Sidrat bermakna pokok bidara dan muntaha bermakna yang penghabisan. Sidratul Muntaha bermakna pokok bidara yang penghabisan. Ia merupakan satu tingkat alam yang menjadi perbatasan, tempat berhenti perjalanan dan ilmu makhluk yang dari alam atas dengan alam bawah. Apa sahaja yang datang dari bawah terhenti di Sidratul Muntaha dan apa sahaja yang turun dari atas juga terhenti di Sidratul Muntaha. Hanya yang mendapat keizinan dapat menyeberangi perbatasan ini.

Peristiwa mikraj menceritakan, “Kemudian baginda s.a.w sampai ke langit ke tujuh…tiba-tiba didapatinya Nabi Ibrahim a.s…Kemudian aku (Nabi Muhamamd s.a.w diangkat ke Sidratul Muntaha. Tiba-tiba kelihatan buahnya seperti tempayan dan daunnya seperti telinga gajah”.

Pada planet bumi kita ada pulau-pulau seperti tempayan dan semenanjung seperti telinga gajah. Alam Sidratul Muntaha juga mempunyai ciri-ciri yang demikian.

Pada bahagian tengah Sidratul Muntaha terdapatlah Baitul Makmur yang menjadi pusat pentadbiran alam bawah. Di bahagian atas Sidratul Muntaha terdapat satu lagi bahagian Alam Ghaib yang dinamakan al-Kursi berbentuk empat persegi. Seluruh alam maya yang diperkatakan hingga kini berada di dalam ruang alam al-Kursi yang ghaib ini. Al-Kursi pula menjadi alam yang kecil di dalam ruang alam Arasy ar-Rahman, yang masih lagi di dalam peringkat Alam Ghaib. Di bawah daripada Arasy ar-Rahman terdapat satu kumpulan syurga tujuh tingkat: Darul Jalal, Darussalam, Jannatul Ma’wa, Jannatul Khuldi, Jannatul Na’im, Jannatul Firdaus dan Jannatul ‘Adn.

Di kanan Arasy ar-Rahman terdapat pula sempadan yang memisahkan alam yang di atasnya dengan alam yang di bawahnya, dinamakan Sidratul Muntaha kedua. Arasy ar-Rahman dan Sidratul Muntaha kedua berada di dalam ruang angkasa bulatan Alam Syahadah semula yang dinamakan al-Mastawa. Al-Mastawa bukan lagi Alam Ghaib tetapi alam nyata. Pada keliling permukaan al-Mastawa terdapat Loh Mahfuz yang padanya al-Qalam menulis perintah Allah.

Al-Mastawa dengan segala isi kandungannya berada dalam satu bulatan alam yang juga Alam Syahadah, yang dinamakan Bumi Rendah atau Bumi Pertama. Alam Bumi Pertama ini dikelilingi oleh tiga lapisan alam. Lapisan pertama dinamakan Alam Laut. Lapisan Kedua dinamakan Alam Angin. Lapisan ketiga dinamakan Alam Kegelapan. Semuanya berada di dalam ruang angkasa Bumi Kedua. Bumi Kedua berada di dalam ruang angkasa Bumi Ketiga dan Begitulah seterusnya hingga ke Bumi Ketujuh.

Semua peringkat alam sehingga alam Bumi Ketujuh berada di dalam ruang angkasa bulatan alam yang dinamakan Alam Gunung Kemurkaan. Alam Gunung Kemurkaan berada di dalam bulatan alam yang dinamakan Alam Lautan Kegelapan. Di dalam Alam Lautan Kegelapan di bawah Alam Gunung Kemurkaan terdapat an-Nar atau neraka. Ada tujuh tingkat neraka: Jahannam, Sa’ir, Luzi, Huthamah, Jahim, Saqar dan Hawiyah.

Alam Lautan Kegelapan dikelilingi oleh lapisan alam yang dinamakan Alam Kegelapan. Di dalamnya terdapat Sijjin, penjara tempat disimpan roh-roh dan catatan amalan orang-orang kafir. Mengelilingi Alam Kegelapan ialah Alam Gunung Pendakian. Alam Gunung Pendakian dengan segala isinya berada di dalam kerangka yang dinamakan juga Gunung Qaf. Semua peringkat alam yang diperkatakan hingga kini termasuklah Gunung Qaf terakhir ini diistilahkan sebagai Alam Bumi. Ia masih di dalam peringkat Alam Malakut Bawah atau Alam Barzakh.

ALAM LANGIT-LANGIT




Alam Bumi bergerak pada satu lakaran mengelilingi satu pusat yang dinamakan Kalbu Langit-langit. Selepas lakaran pusingan Alam Bumi ada pula tujuh lakaran lain, menjadikan lapan lakaran semuanya. Pada lakaran pertama hanya Alam Bumi berpusing mengelilingi Kalbu Langit-langit. Pada lakaran kedua terdapat 70,000 bulatan alam-alam mengelilingi Kalbu Langit-langit. Begitu juga pada lakaran ketiga sehingga lakaran ke lapan. Bulatan alam pada tujuh lakaran selepas lakaran Alam Bumi tersebut dinamakan Alam Langit-langit tujuh lapis. Alam Langit-langit ini sangat indah dan menjadi syurga Barzakh yang sekarang didiami oleh para malaikat. Ini adalah kumpulan syurga yang kedua, jua mempunyai tujuh tingkat dan memakai nama yang sama seperti syurga kumpulan pertama.

Selepas lakaran pusingan Alam Langit-langit ada satu lagi lakaran yang ke sembilan. Pada lakaran yang ke sembilan ini terdapat dua belas buah bulatan alam yang juga mengelilingi Kalbu Langit-langit. Alam yang dua belas ini dinamakan Buruj Alam Atas. Dan diberi nama mengikut lambang malaikat yang memerintah pada setiap alam tersebut: biri-biri, lembu, kembar dua, ketam, singa, gadis, neraka, busur panah, kambing, timba dan ikan. Begitulah nama 12 Buruj Alam Atas.

Sebenarnya terdapat juga Buruj Alam Bawah, iaitu bintang-bintang tertentu dalam Langit Dunia yang menjadi tempat pengawalan malaikat, menjaga supaya tidak ada syaitan yang dapat naik ke atas untuk mencuri maklumat dari alam atas. Mana-mana syaitan cuba menceroboh akan dipanah dengan panah api. Buruj Alam Atas pula bukanlah bintang tetapi adalah 12 buah alam yang sangat luas.

Planet bumi tempat kita tinggal ini apabila ia berpusing satu pusingan pada paksinya terjadilah satu hari. Apabila ia berpusing satu pusingan mengelilingi matahari terjadilah satu tahun matahari. Alam Bumi yang besar di dalam Alam Barzakh itu apabila berpusing satu pusingan di atas paksinya satu hari Alam Bumi yang dinamakan Hari Allah, bersamaan dengan satu ribu tahun matahari.
“Dan satu hari di sisi Tuhan kamu adalah seribu tahun mengikut hitungan kamu”. (Surah al-Hajj, ayat 47).

Ukuran kelajuan pada peringkat ini bukan lagi kelajuan cahaya tetapi kelajuan malaikat, nur yang jauh lebih seni daripada sebarang cahaya yang diketahui.
“”Malaikat dan roh naik kepada-Nya pada satu hari yang kadar ukurannya lima puluh ribu tahun”. (Surah al-Ma’arij, ayat 4).

Satu hari perjalanan malaikat bersamaan lima puluh ribu tahun matahari.

Kalbu Langit-langit memancarkan nur keseluruh alam-alam di sekelilingnya. Nur yang dipancarkan itu adalah ilmu Allah. Malaikat katibun menerima pancaran tersebut dan menulisnya di Loh Mahfuz dalam Alam Bumi.

AL-KURSI YANG AGUNG

Semua alam-alam yang diperkatakan sehingga ini berada di dalam ruang angkasa al-Kursi al-A’dzam (al-Kursi Yang Agung), yang menjadi batas terakhir Alam Syahadah. Alam selepas al-Kursi Yang Agung ini adalah Alam Ghaib yang dinamakan Alam Misal.

2: ALAM MISAL

Alam Syahadah yang berbataskan al-Kursi Yang Agung dengan segala isinya berada di dalam ruang angkasa Alam Ghaib yang dinamakan al-Arasy al-Majid (al-Arasy Yang Megah), yang sudah termasuk dalam peringkat Alam Misal. Rasulullah s.a.w memberi gambaran tentang keluasan al-Arasy al-Majid, “Hai Abu Zar. Langit yang tujuh dan bumi yang tujuh di sisi al-Kursi hanya seumpama sebentuk cincin di atas padang pasir luas, dan al-Kursi di sisi al-Arasy hanya seumpama sebentuk cincin di atas padang pasir yang luas pula. Lebihnya al-Arasy daripada al-Kursi seperti lebihnya padang pasir yang luas daripada sebentuk cincin tersebut”.

Di bawah al-Arasy al-Majid terdapat pula sempadan yang memisahkan makhluk alam bawah daripada makhluk alam atas. Sempadan ini dinamakan Sidratul Muntaha ke tiga. Al-Arasy al-Majid mempunyai 18,000 tiang. Di sisi tiap-tiap tiang terdapat gugusan alam-alam yang merupakan syurga kumpulan ke tiga. Syurga kumpulan ini dinamakan Jannatul Firdaus Atas. Ia merupakan salah satu syurga yang tidak binasa bila berlaku kiamat. Syurga Jannatul Firdaus Atas menjadi sempadan terakhir Alam Barzakh atau Alam Malakut Bawah. Al-Arasy al-Majid yang di dalamnya terkandung Alam Barzakh, sudah termasuk di dalam peringkat Alam Malakut Atas.

Al-Arasy al-Majid mengelilingi satu pusat, pada satu lakaran. Pusat yang dikelilingi oleh al-Arasy al-Majid ini dinamakan Kalbu Alam. Lakaran pusingan al-Arasy al-Majid merupakan salah satu daripada seribu lakaran. Pada setiap lakaran itu terdapat satu buah alam yang besarnya lebih kurang sebesar al-Arasy al-Majid. Jadi, terdapat seribu alam-alam mengelilingi Kalbu Alam. Alam-alam tersebut dinamakan alam Arasy-arasy. Kalbu Alam menjadi pusat dan menguasai Arasy-arasy tersebut.

Al-Arasy al-Majid sama dengan Arasy-arasy yang lain terletak di dalam ruang angkasa alam yang dinamakan Alam Hijab. Alam Hijab yang mengandungi Arasy-arasy ini berada di dalam peringkat Alam Hijab yang lain pula, berlapis-lapis sehingga 70,000 lapis bagi satu peringkat Alam Hijab yang dinamakan Hijab Nur Putih. Kemudian ia diikuti oleh peringkat Alam Hijab yang lain, hinggalah kepada beberapa peringkat. Setiap peringkat mengandungi 70,000 lapisan Hijab. Peringkat terakhir dinamakan Hijab Ketunggalan, yang juga terdiri daripada 70,000 lapisan. Peringkat Hijab Ketunggalan berakhir dengan lapisan Hijab yang dinamakan Hijab Hamparan Emas.

Alam-alam bermula daripada al-Arasy al-Majid hingga ke lapisan Hijab Hamparan Emas merupakan syurga yang dinamakan Iliyyun. Ia juga terdiri daripada tujuh tingkat seperti syurga-syurga yang lain. Di Iliyyun inilah disimpan catatan amalan orang-orang yang beriman yang baik-baik.

Di atas permukaan Hijab Hamparan Emas terdapat umbi bagi Sidratul Muntaha ke empat.

Seluruh alam yang dinyatakan sehingga ini berada di dalam ruang alam yang dinamakan al-Arasy al-Karim (al-Arasy yang mulia). Ia menjadi batasan terakhir Alam Misal.

Manusia yang berada dalam Alam Syahadah di planet bumi, lebih-lebih lagi yang terkongkong dengan alam jasad, hanya memandang kepada yang zahir atau nyata sahaja. Akal fikirannya sukar menggambarkan betapa seninya jisim pada Alam Misal. Tetapi bagi seorang insan yang tinggi makamnya di sisi Allah dapat masuk ke dalam Alam Misal dan melihat keadaan di dalam alam tersebut, dan mendapati Alam Misal adalah satu alam yang boleh disaksikan dan dirasa, seperti Alam Syahadah juga. Apa yang ghaib itu apabila dibukakan ia menjadi nyata dan boleh berinteraksi dengannya. Jika ada kerusi di dalam alam ghaib itu maka kerusi tersebut boleh diduduki. Jika ada buah-buahan di sana maka buah-buahan tersebut boleh dimakan. Begitu juga air yang ada di sana.

Jisim tipis dalam Alam Misal dipanggil an-Nuur. Jisim bersifat nuur adalah jisim yang sangat murni. Ia juga merupakan benda-benda seperti benda-benda yang ada dalam Alam Syahadah. Ada yang bercahaya menyilaukan pandangan, ada yang cair seperti air dan ada yang padat seperti tanah dan logam. Tetapi ia lebih murni, lebih indah dan lebih ajaib daripada apa yang ada dalam Alam Syahadah.

3: ALAM ARWAH



Peringkat terakhir Alam Misal ialah al-Arasy al-Karim, selepasnya bermula pula Alam Arwah (Alam Roh). Pada Alam Arwah terdapat juga alam-alam Hijab. Seluruh al-Arasy al-Karim bersama-sama segala isi kandungannya berada di dalam bulatan sejenis Alam Hijab yang lebih ghaib dan lebih seni. Ada beberapa peringkat Alam Hijab dalam Alam Arwah. Setiap peringkat ada 7,000 lapis Hijab. Lapisan pertama daripada Alam Hijab itu dinamakan Hijab Permata.

Hadis mengenai mikraj menceritakan, “Hingga aku sampai pada Hamparan Emas. Kemudian aku maju lagi bersama malaikat wakil Hijab Hamparan Emas terus ke Hijab Permata, lalu mengetuk-ngetuknya. Berkata malaikat di belakang Hijab, ‘Siapa ini?’ Ia menjawab, ‘Tuan punya Hijab Hamparan Emas dan ini Muhammad Rasul Rabbil ‘Izzati’. Berkata malaikat itu, ‘Allahu Akbar!’ Ia pun menghulurkan tangannya dari bawah Hijab dan meletakkan daku di hadapannya. Begitulah keadaannya dari satu Hijab kepada Hijab yang lain hingga aku melampaui 70,000 Hijab, tebal tiap-tiap Hijab 500 tahun”.

“Maka meluncurlah bersamaku malaikat itu lebih cepat dari sekelip mata hingga sampai ke Hijab Permata. Ia mengetuk pintu Hijab. Berkata malaikat dari sebalik Hijab, ‘Siapa ini?’ Ia berkata, ‘Saya tuan punya Hamparan Emas. Ini Muhamamd Rasul al-‘Arabi bersamaku.’ Berkata malaikat itu, ‘Allahu Akbar!’ Lalu ia mengeluarkan tangannya dari bawah Hijab hingga dia meletakkan daku dihadapannya. Begitulah keadaannya dari satu Hijab kepada Hijab yang lain. Tiap-tiap satu Hijab perjalanannya lima ratus tahun dan di antara satu Hijab dengan Hijab yang lain lima ratus tahun”.

Semua lapisan Alam Hijab bermula selepas al-Arasy al-Karim merupakan syurga-syurga yang dipanggil secara tunggal dengan nama Darul Khulud, negeri yang abadi. Ia juga mengandungi tujuh tingkat dengan tujuh nama seperti syurga-syurga yang lain. Jannatul ‘And merupakan syurga yang paling tinggi, paling besar dan paling indah. Di dalamnya ada Syajaratul Thubi, pokok thubi, yang terdapat padanya satu syurga yang menjadi induk bagi semua syurga, dinamakan Darul Qarar, negeri ketetapan.

Di atas Jannatul ‘And adalah al-Arasy al-‘Adzim, arasy yang besar. Ia dinamakan juga al-Arasy al-Muhith, arasy yang meliputi, maksudnya meliputi seluruh alam makhluk. Al-Arasy al-‘Adzim merupakan bulatan terakhir atau kerangka yang paling luar bagi seluruh alam kejadian, alam makhluk atau apa sahaja yang Allah ciptakan. Al-Arasy al-‘Adzim mengandungi 70 juta lapisan kulit-kulit yang di antara satu kulit dengan kulit yang lain terdapat ruang angkasa. Al-Arasy al-‘Adzim dijadikan daripada nuur, jisim yang bersifat nurani, lagi seni dan tinggi. Hadis menceritakan tentang nuur al-Arasy al-’Adzim, “Diliputi pada tiap-tiap hari oleh seribu warna dari nuur”.

“(Diliputi) 70,000 warna dari nuur, tiada dapat dipandang kepadanya oleh seorang pun dari makhluk”.

“Nuur al-Arasy al-‘Adzim kalau dizahirkan kepada penduduk dunia ini dan (dalam keadaan) ia telah merendahkan diri (kepada Allah) nescaya lemah cahaya matahari bersamanya sebagaimana lemah cahaya pelita bersamanya (cahaya matahari) dan lebih kurang lagi”.

Meskipun nuur al-Arasy al-‘Adzim itu sangat kuat namun, orang yang mencapai makam yang tinggi pada sisi Allah dapat mendekatinya tanpa terjadi apa-apa dan mendapatinya suatu jisim alam yang sangat indah, tiada bandingannya.

Di bawah al-Arasy al-‘Adzim ada pula Loh Mahfuz yang kedua. Catatan yang tertulis di sini diambil oleh malaikat dan diturunkan kepada Kalbu Alam yang kemudian memancarkannya kepada Alam-alam Arasy, termasuklah al-Arasy al-Majid. Dari al-Arasy al-Majid ia diturunkan pula kepada Kalbu Langit-langit yang kemudiannya dipancarkan kepada Alam Langit-langit termasuklah Alam bumi di dalam Alam Barzakh. Begitulah salah satu cara perintah Tuhan turun seperingkat demi peringkat hingga sampai kepada masing-masing yang telah ditentukan.

Di bahagian atas al-Arasy al-‘Adzim yang paling luar dan paling tinggi terdapat satu alam yang besar dan indah dinamakan Qubah. Ia merupakan tempat yang paling tinggi dalam seluruh alam makhluk. Qubah ini merupakan syurga yang lebih indah daripada syurga-syurga yang lain. Ia juga terdiri daripada tujuh peringkat syurga seperti syurga-syurga yang lain.

Di dalam alam Qubah yang besar ini, pada bahagian yang paling atas, terdapat satu Qubah yang lebih kecil yang terdiri dari Permata Putih, berupa seperti sebuah mahligai yang besar terapung di ruang angkasa Qubah besar. Qubah Permata Putih ini merupakan tempat terakhir perjalanan mikraj Rasulullah s.a.w.
Qubah besar menjadi pusat pentadbiran alam di bawahnya sebagaimana Baitul Makmur menjadi pusat pentadbiran alam yang lebih bawah. Qubah yang kecil pula menjadi inti atau istana bagi Qubah besar.

Apabila dilihat kepada keseluruhan alam makhluk maka bahagian yang ada Qubah itu diisyaratkan sebagai bahagian atas. Jika dibandingkan dengan sebiji buah maka Qubah itu adalah umpama tampuk yang menentukannya sebagai bahagian atas dan lawannya sebagai bahagian bawah.

Hingga kepada al-Arasy al-‘Adzim yang terdiri daripada 70 juta lapisan dengan Qubah di bahagian atasnya, maka tamatlah perbicaraan mengenai Alam Malakut Atas dan berakhir juga ilmu manusia tentang alam. Al-Arasy al-‘Adzim itulah kerangka alam. Ia adalah sebesar-besar makhluk. Seluruh alam atau kejadian yang Tuhan jadikan berada di dalamnya. Sekaliannya dinamakan Alam sahaja, atau dinamakan juga Alam Kejadian atau Alam Makhluk atau A’yan Luar atau al-Mumkinat (segala yang mungkin) atau Alam Yang Baharu atau Yang Selain Allah. Semuanya menggambarkan apa yang termasuk di dalam kalimah “KUN” (jadilah kamu).

Jisim dalam Alam Arwah bersifat latif atau halus atau murni atau terlebih ghaib. Insan yang tinggi makamnya pada sisi Allah memasuki alam yang terlebih ghaib ini dan mendapati alam ini sama seperti Alam Syahadah juga, berjisim dan berbentuk benda dalam bebagai-bagai keadaan yang boleh disaksikan dan dirasa. Jadi, seluruh alam, iaitu Alam Syahadah, Alam Misal dan Alam Arwah merupakan alam benda yang jika diizinkan boleh disaksikan samada dengan pancaindera ataupun dengan hati. Hati insan bersifat nurani, sama seperti sifat Alam Malakut. Kekuatan pancaran nuurnya boleh menembusi tujuh petala langit dan tujuh petala bumi untuk menyaksikan dan memperolehi makrifat tentang Alam Makhluk atau Alam Kejadian.

“Orang yang dilapangkan dadanya oleh Allah untuk menerima Islam lalu ia beroleh nuur dari Tuhannya”. (Surah az-Zumar, ayat 22).

“Allah jualah nuur bagi semua langit dan bumi”. (Surah an-Nuur, ayat 35).
“Perumpamaan nuur-Nya seperti sebuah lubang di dinding di dalamnya mengandungi pelita. Pelita itu berada di dalam kaca. Kaca itu bagaikan bintang berkilau-kilauan. Dinyalakan dari pohon kayu yang berkat iaitu minyak zaitun yang bukan dari timur dan bukan dari barat. Hampir minyaknya mengeluarkan cahaya dengan sendirinya biarpun tidak disentuh api”. (Surah an-Nuur, ayat 35).

“Nuur di atas nuur”. (Surah an-Nuur, ayat 35).
“Dipimpin Allah kepada nuur-Nya bagi siapa yang dikehendaki-Nya”. (Surah an-Nuur, ayat 35).

PENUTUP

Bagaimana ahli al-kasyaf menyaksikan alam yang begitu luas dan jauh? Adakah dia perlu menaiki sejenis kenderaan dan terbang ke seluruh alam maya untuk menyaksikannya? Nabi Muhamamd s.a.w telah menaiki boraq dan mengembara ke seluruh alam di bawah bumbung Langit Dunia (Langit Pertama). Kemudian baginda s.a.w mikraj menggunakan tangga yang dihulurkan dari alam atas seumpama lif yang dibawa turun dari tingkat atas. Tetapi boraq hanya untuk kegunaan nabi-nabi tidak bagi manusia biasa, walaupun seorang yang kasyaf. Namun, Allah s.w.t mempunyai caranya sendiri untuk memperlihatkan alam ciptaan-Nya kepada sesiapa yang Dia kehendaki.

Cuba kamu pandang kepada sebuah bangunan. Kamu dapat melihat bangunan tersebut kerana ada cahaya dari sumber cahaya iaitu matahari. Cahaya matahari menerpa ke arah bangunan itu lalu membawa seluruh bangunan tersebut kepada mata kamu. Mata kamu juga bercahaya sebagai persediaan untuk menerima pancaran cahaya matahari yang datang. Jika mata kamu terpejam atau berselaput tidak mungkin cahaya matahari boleh memasukinya. Pertemuan cahaya matahari dari atas dengan cahaya mata di bawah melahirkan gambar pada belakang bola mata kamu. Gambar yang tertera pada skrin bola mata kamu itu dalam keadaan terbalik. Otak berperanan membetulkannya kembali. Otak boleh berfungsi sebagai kesan aktiviti akal. Akallah yang melihat bangunan tersebut. Seluruh bangunan yang begitu besar boleh masuk ke dalam akal kamu.

Andainya kamu berada di tempat yang tinggi dan pandangan kamu cukup kuat maka kamu boleh melihat seluruh planet bumi berada di dalam akal kamu. Akal kamu menjadi seperti satu ruang angkasa yang luas yang memuatkan planet bumi. Jika kamu berada pada tempat yang lebih tinggi dan pandangan kamu lebih kuat kamu akan dapat menyaksikan seluruh Alam Syahadah. Begitulah keadaannya hingga kamu dapat melihat seluruh Alam Misal dan Alam Arwah. Jadilah diri kamu seolah-olah satu ruang angkasa yang di dalamnya terapung-apung seluruh alam makhluk.

Jika kamu memandang kepada sebuah bangunan maka bangunan itu yang datang kepada kamu bukan kamu yang pergi kepadanya. Kamu tidak bergerak satu langkah pun. Begitu juga keadaan ahli al-kasyaf yang tidak bergerak dari tikar sembahyangnya namun dia dapat menyaksikan seluruh alam makhluk. Keadaan ini boleh terjadi kerana Allah jualah nuur bagi langit dan bumi. Nuur-Nya juga memancar di dalam kalbu orang mukmin. Nuur di atas nuur. Nuur dari alam atas membawa turun seluruh alam kejadian dan dapat ditangkap oleh nuur di bawah iaitu kalbu orang mukmin. Jadi, kalbu orang mukmin itu meliputi seluruh alam makhluk tanpa dia perlu terbang ke mana-mana.
“Dipimpin Allah kepada nuur-Nya siapa yang Dia kehendaki”.
“Katakanlah: Roh adalah urusan Tuhanku”.

Urusan Tuhan, inilah makam terakhir seorang hamba. Tidak ada apa-apa lagi padanya melainkan urusan Tuhan. Apabila dia sudah larut di dalam urusan Tuhan maka urusan Tuhanlah yang memperjalankannya ke seluruh alam maya hingga terdampar ke Sidratul Muntaha. Seterusnya memanjat ke Qubah yang menjadi puncak segala alam kejadian. Tidak ada apa-apa lagi kecuali:
“ALLAH, RABBIL ‘IZZATI!’
Allah jualah yang memiliki Hijab Yang Teguh.

sumber: http://tamansufi.tripod.com/alam.html


Selasa, 31 Januari 2012

Menapak Jejak Wali Allah

Menapak Jejak Wali Allah_Part 1


Menapak Jejak Wali Allah_Part 2.flv



Menapak Jejak Wali Allah_Part 3.flv

Isnin, 30 Januari 2012

MENGENAL ALLAH MELALUI ILMU TAUHID

MENGENAL ALLAH MELALUI ILMU TAUHID

1) Soal:- Apakah maksud tauhid?.

Tauhid itu bermaksud mengesakan Allah. Maksud esa adalah satu atau tunggal. Ilmu tauhid adalah ilmu yang berasaskan kepada mengesakan Allah, dengan cara penyerahan segala sifat, af'al, asma' dan zat (roh), supaya ianya menjadi satu dalam wajah Allah (wahdatul zat, sifat, af'al dan asma' Allah).

Pokok ajaran Islam yang pertama adalah tauhid. Tafsiran syarak ada mengesakan bahawa, agama itu mestilah berasaskan tauhid. Tauhid pula, adalah bermaksud bagi menyatukan semua perkara, supaya ianya menjadi satu sifat, satu nama, satu kelakuan dan satu zat di bawah satu wajah Allah. Sehingga sampai kepada tahap, zatNya adalah juga merupakan sifatnya, manakala sifatnya pula
adalah juga merupakan zatNya. NamaNya adalah kelakuanNya, manakala kelakuanNya pula, adalah juga merupakan namaNya, begitulah sebaliknya.

Setiap makhluk mempunyai zatnya sendiri, banyak sifat makhluk, maka banyaklah zat, perangai dan banyaklah namanya. Sungguhpun banyak, banyaknya itu terhenti pada sifat wajah Allah yang satu juga. Wahdahkan segalanya, supaya menjadi satu wajah Allah yang esa.

Esanya Allah itu, hanya dapat diterjemahkan melalui ilmu makrifat (ilmu mengenal Allah). Tanpa ilmu makrifat, Allah tidak akan dapat diterjemah keesaannya. Tanpa makrifat juga, ilmu tauhid tidak akan dapat diterjemah.

2) Soal:- Apakah asas Tauhid?.

Tauhid itu berasaskan kepada hukum syarak, hukum syarak pula, berasaskan kepada Islam, manakala Islam pula berasaskan pula kepada tiga perkara rukun;

1. Islam. ( ada 5 perkara rukun)
2. Iman. (ada 6 perkara rukun)
3. Ihsan. (kesempurnaan dalam semua rukun)

Apakah yang terkandung dalam rukun Islam:

1. Mengucap dua kalimah syahadah.
2. Sembahyang liriha waktu.
3. Puasa dibulan Ramadhan.
4. Menunaikan zakat.
5. Menunaikan fardhu haji.

Apakah yang terkandung dalam rukun iman:

1. Percaya kepada Allah.
2. Percaya kepada Rasul.
3. Percaya kepada Kitab AI-Quraan.
4. Percaya kepada Malaikat.
5. Percaya kepada Hari Akhirat.
6. Percaya kepada Qadho dan Qadar.

Apakah yang terkandung dalam ihsan:

Ihsan itu apabila kita melihat Allah. Andainya kita tidak dapat melihat Allah, sesungguhnya Allah
melilhat kita.

Di dalam keadaan kita memandang sifat makhluk dam, sekiranya kita tidak boleh nampak wajah Allah pada sesuatu yang kita pandang itu, sesungguhnya kita itu adalah dari golongan yang benar-benar buta, yang telah dibutakan mata hatinya oleh sifat makhluk. Allah mewajibkan kita memandangNya dengan pandangan makrifat, iaitu dengan pandangan ihsan dan melihat dengan penglihatan dan tilikan dengan pandangan ihsan, disitu kita akan dapat melihat Allah pada segala sesuatu.

Sekiranya kita tidak dapat untuk memandang Allah melalui pandangan kita, anggaplah bahawa Allahlah pandangan itu.

Maksud Hadis:-


"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan lhsan atas segala sesuatu ".

Asas tauhid dengan segala syarat dan rukun, tidak membawa apa-apa erti dan makna, jika tidak disertai dengan ilmu mengenal Allah. Asas tauhid dengan segala macam syarat dan rukun itu, sebenarnya telah sedia ada ' di dalam diri masing-masing. Hanya yang buta mata hatinya sahaja, yang tidak dapat melihatnya. Hati yang tidak mengenal Allah itu, seumpama pokok yang tidak berakar dan seumpama akar yang tidak bertunjang. Asas atau tunjang segala ilmu itu, adalah ilmu mengenal Allah (makrifat).

Tanpa ilmu mengenal Allah dan mengenal diri (roh), ilmu tauhid tidak akan dapat untuk diterjemah atau ditafsirkan.

Andaikata rukun Islam yang lima itu, ditambah bilangannya menjadi 1001 rukun sekali pun, ianya tidak akan dapat membawa tauhid ke dalam diri, jika tidak disertai dengan ilmu makrifat. Andainya rukun iman yang enam itu, ditambah menjadi anggka 9999 rukun sekalipun, tidak sekali-kali membawa apa-apa erti, tanpa disertai ilmu mengenal diri sendiri (mengenal roh).

Bagi mereka yang mengenal diri dan yang mengenal Allah sahaja, yang akan dapat menterjemah dan mentafsir rukun Islam yang lima dan rukun iman yang enam. Segala rukun dan syarat itu, akan terjawab dan akan terlerai apabila diri mengenal Allah. Oleh itu marilah sama-sama dengan penglihatan dan tilikan dengan pandangan ihsan, disitu kita akan dapat melihat Allah pada segala sesuatu.

Sekiranya kita tidak dapat untuk memandang Allah melalui pandangan kita, anggaplah bahawa Allahlah pandangan itu.

Maksud Hadis:-


"Sesungguhnya Allah telah mewajlbkan lhsan atas segala sesuatu ".

Asas tauhid dengan segala syarat dan rukun, tidak membawa apa-apa erti dan makna, jika tidak disertai dengan ilmu mengenal Allah. Asas tauhid dengan segala macam syarat dan rukun itu, sebenarnya telah sedia ada ' di dalam diri masing-masing. Hanya yang buta mata hatinya sahaja, yang tidak dapat melihatnya. Hati yang tidak mengenal Allah itu, seumpama pokok yang tidak berakar dan seumpama akar yang tidak bertunjang. Asas atau tunjang segala ilmu itu, adalah ilmu mengenal Allah (makrifat).

Tanpa ilmu mengenal Allah dan mengenal diri (roh), ilmu tauhid tidak akan dapat untuk diterjemah atau ditafsirkan.

Andaikata rukun Islam yang lima itu, ditambah bilangannya menjadi 1001 rukun sekali pun, ianya tidak akan dapat membawa tauhid ke dalam diri, jika tidak disertai dengan ilmu makrifat. Andainya rukun iman yang enam itu, ditambah menjadi anggka 9999 rukun sekalipun, tidak sekali-kali membawa apa-apa erti, tanpa disertai ilmu mengenal diri sendiri (mengenal roh).

Bagi mereka yang mengenal diri dan yang mengenal Allah sahaja, yang akan dapat menterjemah dan mentafsir rukun Islam yang lima dan rukun iman yang enam. Segala rukun dan syarat itu, akan terjawab dan akan terlerai apabila diri mengenal Allah. Oleh itu marilah sama-sama

Kita hendaklah menjadikan Allah itu satu, satu pada wajah sifat, zat, af'al dan asma'Nya. Bagi yang tidak dapat mempelajari atau memahami ilmu mengesakan Allah (tauhid), hukumnya adalah "fasiq"!.


4) Cerita; Malaikat Jibrail mengajar Rasulullah tentang Islam, Iman dan Ihsan.

Dari Umar ra, berkata beliau, "ketika seoang duduk dihadapan Rasulullah, tiba-tiba muncullah seorang lelaki yang berpakaian putih dan rambutnya sangat hitam, tidak nampak padanya bekas-bekas dari perjalanan jauh, dan tidak ada seorang pun yang mengenalinya, sehingga ia duduk dihadapan Baginda Rasulullah dengan lututnya bersentuhan dengan lutut Baginda dan meletakkan kedua telapak tangannya pada kedua paha Baginda Nabi lalu berkata=

Hadis:-


" Maka beritahukan kepadaku tentang lhsan. Nabi menjawab, lhsan ialah bahawasanya engkau memperhambakan diri kepada Allah saakan-akan engkau melihatnya, meskipun engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya is melihat engkau ".

Tauhid kepada Allah itu, hendaklah sampai kepada tahap Ihsan, iaitu tahap membersihkan fikiran dari selain Allah.

Untuk sampai kepada tahap ihsan, kita dikehendaki terlebih dahulu melalui proses mengenal Allah. Selagi Allah belum dikenal, kita tidak sekali-kali akan dapat mentauhidkan Allah. Tauhid itu, adalah satukan (cantumkan) sekalian wajah makhluk ke dalam wajah Allah, supaya ianya menjadi satu wajah (wahdah).


Yang ada, yang ujud, yang wujud dan yang maujud itu, adalah sifat dan wajah Allah belaka. Segala nama-nama yang terpanggil di alam ini, semuanya telah menjadi satu dalam nama Allah. Segala sifat-sifat yang terzahir di alam ini, semuanya telah menjadi satu dalam sifat Allah. Segala kelakuan dan perangai yang berlaku di alam ini, semuanya telah menjadi satu dalam kelakuan Allah. Segala zat dan roh yang ada di alam ini, semuanya telah menjadi satu dalam zat Allah dan menjadi satu di dalam wajah Allah.

Seluruh isi alam ini menjadi binasa, dan menjadi esa, tunggal dan satu di bawah satu wajah. Seolah-olah semuanya berada dalam satu adunan dan terkamil di bawah satu wajah, satu nama, satu sifat, satu kelakuan dan satu zat. Sernua makhluk dan isi alam ini telah terkamil dibawah satu wajah Allah. Inilah yang dikatakan sebenar-benar esa dan sebenar-benar tauhid. Tidak ada lagi yang dipandang wujud di alam ini, melainkan wajah Allah yang satu. Jangan pula kita jadikan wajah Allah itu, di bawah satu kesatuan (union). Kita tidak boleh meletakkan Allah itu, di bawah kesatuan (union) mensyarikat, menduakan, menyekutukan Allah, tetapi kita meletakkannya menjadi satu, esa, sebati dan kamil dibawah keesaan wajah Allah yang esa.

Untuk mencapai tauhid yang sebenar, kita hendaklah terlebih dahulu mengenal ilmu makrifat. Selagi tidak mengenal Allah, selagi itulah kita tidak akan dapat menguasai ilmu tauhid (esa). Setelah sebenar-benar mengenal Allah dengan nyata, barulah menjadikan akal dan hati kita bertauhid kepada Allah, dengan sebenar tauhid (mengesakan Allah dari sebarang sifat). Setelah kita dapat menyatakan Allah dengan jelas, sekalian makhluk ini, akan jadi binasa dari fikiran dan akan jadi hilang dari pandangan hati. Yang ada pada ingatan dan pada pandangan hati kita diketika itu hanyalah Allah.




oleh Mohd Yosuff Cik Wook
Sumber ILMU MAKRIFAT Tok Kenali

Jumaat, 27 Januari 2012

Isnin, 16 Januari 2012

pengajian KH Abdul Rochim

pengajian KH Abdul Rochim1

pengajian KH Abdul Rochim2

pengajian KH Abdul Rochim3

pengajian KH Abdul Rochim4

pengajian KH Abdul Rochim5

pengajian KH Abdul Rochim6

pengajian KH Abdul Rochim7


pengajian KH Abdul Rochim8

pengajian KH Abdul Rochim9


pengajian KH Abdul Rochim 10



pengajian KH Abdul Rochim11

Pengajian maulid nabi SAW kyai mashudi ( 1 )

pengajian maulid nabi SAW kyai mashudi ( 1 )


pengajian maulid nabi SAW kyai mashudi ( 2 )

pengajian maulid nabi SAW kyai mashudi ( 3 )

pengajian maulid nabi SAW kyai mashudi ( 4 )

pengajian maulid nabi SAW kyai mashudi ( 5 )

pengajian maulid nabi SAW kyai mashudi ( 6 )

pengajian maulid nabi SAW kyai mashudi ( 7 )

pengajian maulid nabi SAW kyai mashudi ( 8 )

pengajian maulid nabi SAW kyai mashudi ( 9 )

Ahad, 15 Januari 2012

Bagaimana cara untuk menzahirkan Allah?



Bagaimana cara untuk menzahirkan Allah?


Untuk menzahirkan Allah itu, adalah dengan cara membinasakan sifat makhluk, termasuk nama, kelakuan dan zatnya. Bilamana sifat makhluk itu, sudah didapati binasa, di situ barulah sifat Allah itu terzahir. Selagi adanya sifat makhluk, selagi itulah sifat Allah ticlak akan dapat kita zahirkan dantidak dapat kita pandang. Setelah semua makhluk yang bersifat baharu ini dibinasa dan dikembalikan kepada Allah, barulah dengan sendirinya sifat Allah itu, akan terzahir kepermukaan hati kita. Wajah Allah Taala itu, akan ternyata, terlihat danterpandang oleh hati, apabila sifat makhluk telah bertukar wajah, dari wajah makhluk kepada berwajah Allah.

Selagi adanya sifat diri kita dan selagi adanya sifat makhluk, selagi itulah sifat Allah tidak akan dapat kita lihat, pandang dan tidak akan dapat terzahir dipersada alam. Seumpama Nabi Musa melihat kepada bukit Thur Sina, apabila sifat bukit yang kita pandang itu, masih
terlihat berwajah bukit, wajah Allah tidak akan dapat kita pandang, seolah-olah ianya sudah terhijab dan terselindung di sebalik sifat bukit. Apabila sifat bukit yang kita lihat itu, tidak lagi kelihatan berwajah bukit, sudah terlebur dan binasa, di situlah wajah Allah akan dapat terlihat dan terpandang oleh mata hati kita.

Begitu juga apabila kita tiba-tiba terserempak dengan binatang buas, seumpama gajah atau harimau yang garang. Jika kita masih beranggapan yang gajah atau harimau itu, masih bersifat sebagai haiwan, semestinya kita akan berperasaan takut dan cemas. Jika kita anggap
sifat gajah atau harimau itu, sebagai wajah Allah, yang sama dengan wajah-wajah sekalian makhluk lainnya, sifatnya yang garang itu akan bertukar menjadi lemah.

Setelah sifat makhluk itu, tidak lagi kelihatan pada pandangan, barulah wajah Allah itu, boleh dilihat, dipandang dan digambarkan dengan jelas dan nyata melalui pandangan mata hati. Di situlah nantinya, apa yang kita pandang itu, akan ternampak Allah bersertanya.

Selepas sifat makhluk terpadam, karam danhilang ghaib di dalam wajah Allah, semua wajah makhluk yang kita lihat itu, akan terpandang wajah Allah. Pandang pada sifat gajah, akan ternampak wajah Allah. Pandang sifat bukit akan terlihat wajah Allah dan pandang pada sifat diri kita sendiri, akan terzahir wajah Allah. Malahan Allahlah yang meliputi sekalian alam. Di situlah nantinya barang kemana dan barang apa yang kita lihat, akan terpandang dan
terlihat wajah Allah bersertanya.

dipetik dari buku;
Ilmu Makrifat ( Tok Kenali Kelantan)
oleh Mohd Yusoff Cik Wook





SUMBER

http://senjatarohani.wordpress.com

Rute Keluar orang Israel dari Mesir; penemuan baru


Tempat penyeberangan orang Israel di Laut Merah dan Gunung Sinai di mana YAHWEH berbicara dengan api yang menyala-nyala diketemukan. Jauh berbeda dengan catatan tradisi. Sebuah team penyelidik purbakala yang dipimpin oleh seorang Kristen yang percaya bahwa Alkitab adalalah firman YAHWEH telah menemukan bukti-bukti yang mengejutkan.

Rute keluar, penemuan baru Rute keluar menurut tradisi

Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun,… mereka berangkat dari Sukot dan berkemah di Etam; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut,; maka terbelahlah air itu. di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air …Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena YAHWEH turun ke atasnya dalam api; Dan YAHWEH memberikan kepada Musa, …di gunung Sinai, kedua loh hukum Elohim, loh batu, yang ditulisi oleh jari Elohim. (Kel 12:41; 13:20; 14:2,21;17:6; 19:18; 31:18)

Catatan: Gambar kanan atas adalah rute keluar penemuan terbaru, dan sedangkan kiri atas rute yang dipercayai secara tradisi. Pembesaran gambar-gambar bisa dilihat pada referensi yang tersedia di bawah.

Dari Gosyen ke tempat penyeberangan.

Tanah Gosyen adalah tempat yang dijinkan Firaun untuk keturunan Israel menetap ketika di tanah Kanaan terjadi kekeringan (Kej 46:34; 47:1-6). Catatan: Ayat-ayat diambil dari kitab Keluaran, selebihnya akan ditulis nama kitabnya.

Bulan pertama tanggal empat belas mereka mengadakan Paskah pertama (Passover) di rumah masing-masing (12:8), malam itu juga semua anak sulung orang Mesir (termasuk binatang) dibinasakan YAHWEH. Pada hari itu juga –paginya (satu hari = dari sore sampai sore) mereka berangkat keluar dari perbudakan (29-33,51).Kemudian berangkatlah orang Israel dari Raamses ke Sukot, kira-kira enam ratus ribu orang laki-laki berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak. ( 12:37) Demikianlah mereka berangkat dari Sukot dan berkemah di Etam, di tepi padang gurun.(13:20 ) Elohim tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; … Tetapi Elohim menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau / through the way of the wilderness of the Red sea (13:17-18) untuk menghindari perang yang terlalu awal. Padang gurun ini (wilderness of the Red Sea) dikenal sebagai Gurun Sinai atau Sinai Paninsula ialah daerah antara dua tangan (Teluk Zues dan Teluk Aqaba) dari Laut Merah. Wilayah Etam meliputi juga bagian timur dari Teluk Aqaba seperti tertulis, Mereka berangkat dari Etam, lalu balik kembali ke Pi-Hahirot yang di depan Baal-Zefon, kemudian berkemah di tentangan Migdol. Mereka berangkat dari Pi-Hahirot dan lewat dari tengah-tengah laut ke padang gurun, lalu mereka berjalan tiga hari perjalanan jauhnya di padang gurun Etam, kemudian mereka berkemah di Mara. (Bil 33:7-8 )

Berfirmanlah YAHWEH kepada Musa, demikian: “Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut. Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka.(14:1-3). Ini adalah strategi perang Elohim melawan tentara Firaun.

Dengan kata lain, orang Israel tiba pada suatu tanah lapang di tepi laut (haruslah) setelah melewati suatu daerah yang dikelilingi gunung-gunung tinggi yang mana mereka nampak terjebak – tidak ada jalan keluar untuk melarikan diri: didepan laut, kiri-kanan gunung/bukit dan tentara Mesir di belakang mereka. Lihat gambar di bawah ini.

tempat-penyeberangan-di-mesir

Gambar satelit Wadi Watir dan Pantai Nuweiba, dilihat dari utaraPantai Nuweiba; dilihat dari laut

Saat penyeberangan, ditengah Laut Merah atau Teluk Aqaba

Firaun mengejar orang Israel, Ia berangkat dengan semua keretanya, termasuk enam ratus kereta istimewa, yang dikendarai oleh para perwiranya. (14:7) (BIS: bahasa Indonesia Sehari-hari)
And he took six hundred chosen chariots, and all the chariots of Egypt, and captains over every one of them. (KJV) *

Peristiwa keringnya Laut Merah ini, terbukti secara ilmu pengetahuan. Belum lama ini US National Center for Atmospheric Research (NCAR) melakukan recontruksi peristiwa Exodus ini melalui komputer dan menyatakan: “The simulations match fairly closely with the account in Exodus. The parting of the waters can be understood through fluid dynamics. The wind moves the water in a way that’s in accordance with physical laws, creating a safe passage with water on two sides and then abruptly allowing the water to rush back in.” BBC 21 September 2010.

Ini terjadi saat orang Israel berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon (9). Berfirmanlah YAHWEH kepada Musa: … Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. (14:15-16). Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka–segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda–sampai ke tengah-tengah laut. (14:23) Setelah orang Israel sampai di seberang, Musa atas perintah YAHWEH mengulurkan tangan kembali kearah laut dan air kembali bersatu memusnahkan seluruh orang Mesir dan kereta mereka (24-28). Bukankah Engkau yang mengeringkan laut, air samudera raya yang hebat? yang membuat laut yang dalam menjadi jalan, supaya orang-orang yang diselamatkan dapat menyeberang? (Yes 51:10)

Teluk Aqaba juga bagian dari Laut Merah bisa diketahui dari sini, Raja Salomo membuat juga kapal-kapal di Ezion-Geber yang ada di dekat Elot, di tepi Laut Teberau, di tanah Edom.(1Ki 9:26). Elot atau Eilat adalah daerah Israel yang paling selatan dan berlokasi ditepi pantai.

jejak-kereta-perang-di-dasar-laut

Ahir tahun 70, Ron membawa poros roda kereta kuda yang berjari delapan yang ia temukan didasar Laut Merah ini ke Kairo, bertemu dengan Nassif Mohammed Hassan, Direktur Barang-barang Antik dengan siapa ia telah bekerja sama. Bapak Hassan setelah meneliti sebentar dan mengatakan bahwa itu adalah poros roda kereta kuda dari Dinasty ke 18. Ketika Ron bertanya, bagaimana temannya ini bisa tahu dengan segera, temannya menerangkan bahwa poros roda berjari delapan telah hanya digunakan selama Dinasty ke 18 – saat Keluaran/ Exodus terjadi. Dari penelitian Ron selanjutnya tentang kereta kuda Mesir, ia juga menemukan dari dasar Laut Merah poros roda yang berjari-jari 4 , 6 dan 8, ini meneguhkan ayat 14:7 di atas, semua keretanya termasuk 600 kereta istimewadari ayat itu nampak ada sedikitnya dua macam jenis kereta perang.

Penemuan yang luar biasa juga adalah bahwa tempat di mana mereka menyeberang 3d penyeberang Laut Merah merupakan ’jembatan’ dasar laut! Melalui teknologi modern didapatkan bahwa bentuk dasar permukaan laut seperti nampak pada gambar di samping ini:

  • panjang penyeberangan: 17,7 km (11 mil)
  • lebar ’jembatan’ laut: antara 11-16 km (7-10 mil)
  • kedalam air laut pada ‘jembatan’ laut yg terdalam: 800 mt (½ mil)

Teluk Aqaba ini cukup dalam, pada bagian tertentu kedalamanya lebih dari 1600 meter, seperti nampak pada kiri dan kanan jembatan dasar lautnya.
YAHWEH tahu segala sesuatu!,

  • termasuk masa depan: sementara Abraham putus asa tidak punya anak, IA telah memberitahukan bahwa keturunan-nya akan diperbudak di negara asing, lama perbudakanpun IA tahu! (Kej 15:13-18)
  • bahkan dunia di bawah laut! Sebab IA adalah penciptanya; Akulah YAHWEH, Yang Mahakudus, Elohimmu, Rajamu, yang menciptakan Israel.”.., yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat, (Yes 43:15-16)

* ) ITB menterjemahkan lain, tertulis: “Ia membawa enam ratus kereta yang terpilih, ya, segala kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya. Semua terjemahan Inggris memguatkan terjemahan BIS (Bahasa Indonesia Sehari-hari)

Setelah menyeberang Laut Merah

Tahun 1978, ketika Ron Wyatt telah menemukan bagian dari kereta perang di Teluk Aqaba ( bagian barat dari Laut Merah) ia tahu bahwa Gunung Sinai haruslah berada pada pantai yang berlawanan yaitu di Arab Saudi. Bagaimana dengan cerita tradisi yang mengatkan bahwa Gunung Sinai, dimana Musa mendapatkan dua batu loh, berlokasi di Dataran Sinai di Mesir (wilderness of the Red sea), daerah diantara kedua tangan Laut Merah, dimana terletak Gedung biara St. Catherine (dibangun antara 527-565 AD atas perintah ratu Helena, ibu dari kaisar Constantine)? Baca No Evidence, Archaeologists say (di Mesir!)

Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Elohim dan berdirilah mereka pada kaki gunung. Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena YAHWEH turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat. (19:17-18) Gunung Sinai melted (lumer) KJV; flowed (mengalir; seperti larva) The Sciptures (Hakim 5:5); gunung yang dibakar oleh api (Ibr 12:18, KJV). Berdasarkan ayat-ayat Alkitab enam tahun kemudian setelah penemuan roda-roda kreta perang, tahun 1984ia menemukan Gunung Sinai yang sebenarnya. Ditemukan juga suatu bukit batu yang bergambar 12 lembu yang ia percayai sebagai tempat diletakkannya dewa Lembu Emas dan tumpukan batu-batu di kaki bukit ini dipercayai sebagai altarnya (Kel 32:5) dan juga puncak gunung batu yang terbelah, dari mana air keluar setelah Elohim memerintahkan Musa untuk memukul batu agar umat-Nya bisa minum juga ditemukan (Kel 17:6; Maz 105:41)

gunung-sinai-yang-terbakar

Gambar Puncak gunung Sinai yang hitam karena terbakar

Ayat-ayat yang meneguhkan bahwa Gunung Sinai yang benar berada di wilayah Arab Saudi dan bukan di Mesir:

  • Tetapi Musa melarikan diri … dan tiba di tanah Midian. Tinggal 40 tahun bersama seorang imam di Midian bernama Rehuel (Teman Elohim, artinya) nama lainnya Yitro dan menikah dengan putri sulungnya (2:15,21)
  • Musa menamai putra pertamanya Gersom, sebab katanya: “Aku telah menjadi seorang pendatang di negeri asing.” (2:22; Kis 7:29,30). Ia tidak berada di Mesir sekalipun ‘warga-negara’ Mesir (2:19)
  • Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. … ia ke gunung Elohim, yakni gunung Horeb. YAHWEH bicara kepadanya melalui semak yang terbakar. “Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Elohim di gunung ini.” (Kel 3:1-12)
  • Rehuel atau Yetro , imam di Median (mertua Musa), berasal dari kota Al Bad. Jarak kota ini dengan Gunung Sinai (Jabel el Lawz, namanya dalam bahasa Arab), hanyalah 24 km / 15 mil
  • Josephus: (sejarawan Yahudi ) Gunung Sinai adalah gunung tertinggi di kota Median
  • Philo berkata Gunung Sinai berlokasi di timur Dataran Sinai dan selatan Palestina (Israel)
  • Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab (Gal 4:25)


Sila ke sumber ASAL:
http://senjatarohani.wordpress.com/2009/01/13/rute-keluar-orang-israel-dari-mesir-penemuan-baru/
Requirements: Windows: Windows Media Player 10 , QuickTime , Flash , Mac OS: Flip4Mac , QuickTime , Flash

A Film On The Life Of Holy Prophet Mohammed(P.B.U.H) Movie: The Message(In English)

http://www.tubeislam.com/
View Larger Map # Ceramah Melayu # Ceramah Inggeris # Bacaan Zikir, Selawat, Doa Qunut, Qasida & Nasyid # Bahan Teks dan Dokumen http://habibahmadismail.com/ website website website http://muhdkamil.org/ http://fenditazkirah.blogspot.com/2012/11/hijrah.html klik stop radio

Popular Posts

Blog list